banner 728x250

Ada Apa Dengan Rendang Babi?

Rendang babi
banner 120x600
banner 468x60

Dunia maya geger, bahkan kegegeran dunia maya itu merambat ke dunia nyata. Jagad dunia media sosial geger oleh kemunculan cuitan tentang rendang babi. Kegegeran ini juga membuat orang sulit berpikir waras. Sampai-sampai di grup WApun banyak diisi oleh kegegeran ini dan membuat orang-orang menjadi baper dan sedikit sensitif.

Baik, kita kembali ke pokok masalah. Kita semua pasti mengenal rendang, kan? Salah satu makanan khas dari daerah Sumatera Barat, atau yang biasa disebut Ranah Minang. Rendang itu enak, tidak? Enak, kan? Kalau Anda bilang tidak, berarti Anda perlu memeriksakan lidah Anda. Hehehe….

banner 325x300

Mengapa? Karena rendang ini sudah terkenal ke seluruh dunia sebagai makanan yang enak. Bahkan 8 tahun berturut-turut dinobatkan sebagai makanan paling enak nomor 1 di dunia. Bangga tidak? Tentu saja bangga. Bukan hanya Anda, sayapun juga bangga. Sebagai orang Indonesia, saya bangga makanan khas dari Indonesia ini dinobatkan sebagai makanan paling enak sedunia.

Sama halnya saya bangga dengan salah satu mie instan yang sampai-sampai di Nigeria dinobatkan sebagai makanan pokok kedua mereka. Bangga, kan?

Rendang, sebagai makanan paling enak di dunia, pasti diminati banyak orang. Lha iyalah, pastilah. Orang akan berlomba-lomba mencicipi makanan ini. Bahkan saya yakin ada banyak orang yang akan membuatnya.

Mereka akan membeli bumbu rendang instan yang sudah banyak tersedia di toko-toko. Bisa juga memesan secara online lintas negara. Maka jadilah mereka membuat rendang.

Saya juga begitu. Maksudnya, saya membeli bumbu rendang instan di warung langganan saya. Ada banyak pilihan bumbu masak instan. Jika tidak sesuai selera, saya bisa membuka internet dan mencari situs yang memberikan petunjuk cara memasak rendang dengan bumbu dapur. Kebetulan saya suka memasak, jadi saya sering membuat rendang.

Saya tidak bisa membuat rendang sapi, karena hasilnya tidak sesuai harapan. Terlalu alot. Mungkin masaknya kurang lama. Akhirnya, saya sering membuat rendang dengan bahan daging ayam.

Seperti itulah yang dialami oleh orang-orang yang memasak. Mereka memasak dengan bumbu rendang. Daging yang mereka masak disesuaikan dengan keadaan mereka. Jika mereka tidak bisa masak daging sapi, mereka bisa membuat dengan daging ayam. Jadinya rendang ayam.

Ketika mereka tidak bisa memasak dengan daging sapi, atau daging ayam, sementara yang ada hanyalah daging babi, jadilah mereka masak rendang babi. Halal? Tentu saja tidak. Pastilah haram. Istilah halusnya ‘Non Halal’.

Dan karena makanan yang dimasak itu enak, jadilah mereka berbagi. Atau mereka menjualnya. Tentu saja dilabeli dengan ‘Non Halal’ itu tadi.

Seperti itu jugalah yang terjadi pada rumah makan padang Babi Ambo. Mereka menjual rendang babi. Mereka juga menuliskan bahwa produk mereka ‘Non Halal’. Apakah ini bermasalah? Apakah ini melanggar hukum?

Pemilik restoran Babi Ambo

Seperti yang diungkap oleh Chef asal Minangkabau yang akrab disapa Uda Dian melalui unggahan di Instagramnya @udadiananugrah (10/06), ia mengungkap bahwa rendang babi tidak bertentangan dengan hukum. Ada beberapa alasan yang dia kemukakan.

  1. Tidak bertentangan dengan hukum.

Restoran itu pasti punya pangsa pasar tersendiri, yang jelas-jelas menyasar non-muslim yang menyukai masakan padang. Menurutnya, sah-sah saja orang menggunakan bahan yang non-halal. “Apalagi itu jelas-jelas mencantumkan kata ‘non halal’, tidak pas rasanya mengkritisi hal tersebut secara berlebihan,” lanjutnya.

  1. Bahan masakan tidak punya agama

Mayoritas penyuka makanan padang adalah orang muslim. “Inilah titik balik yang membuat orang mengkritisi. Walaupun seperti itu, sungguh kita tidak bisa mengkritisi secara serampangan, Nasi, Bawang, Cara Masak dan lainnya tidak mempunyai agama,” jelas Chef Dian.

  1. Banyak restoran yang menjual rendang babi

Tidak hanya restoran Babi Ambo. Ada banyak restoran yang menjual rendang babi. Bahkan di Malaysia, rendang babi dijual bebas. Tentu saja dengan label ‘Non Halal’.

  1. Tetap Harus Perhatikan Adab

Secara hukum memang tidak salah. Tetapi tetap harus memperhatikan adab demi menjaga perasaan anak bangsa yang lain. Mungkin perlu ganti nama, tidak menggunakan kata yang diambil dari bahasa Melayu. Tidak menggunakan kata ‘Babi Ambo’ (Babi Saya) tetapi menggunakan kata yang lain. ‘Babi Gue’ misalnya. Tidak juga menggunakan logo rumah gadang karena rumah gadang memiliki filosofi tersendiri.

  1. Waspadai penggiringan isu

Dengan adanya kejadian ini, Chef Dian mengingatkan untuk waspada adanya perpecahan karena adanya penggiringan isu yang tidak pada tempatnya.

Berita terbaru, pemilik restoran Babi Ambo sudah diperiksa polisi, dan polisi tidak menemukan sisi pidananya. Bahkan pemilik restoranpun sudah minta maaf. Dia khilaf, karena keterbatasan pengetahuannya tentang budaya Minang dan makanan rendang yang memiliki filosofi sendiri. Sejauh ini, dia menjual rendang babi sebagai sebuah inovasi.

Yang lebih unik lagi, restoran itu sudah tutup tahun 2020. Jadi sudah 2 tahun restoran itu tutup. Pertanyaannya, mengapa baru tahun 2022 ini hal itu diungkit? Sudah 2 tahun. Bahkan pemilik restoranpun kaget karena restorannya viral, padahal restoran tersebut sudah tutup. Saya bisa membayangkan kekagetan Mas Sergio ini.

Kalau pemilik restoran saja diperiksa, sebaiknya polisi juga memeriksa orang yang pertama kali mengunggah hal ini di media sosial. Polisi perlu memanggil orang itu supaya jelas motivasi apa yang melandasi orang itu mengunggah postingan tentang restoran tersebut. Restoran yang jelas-jelas sudah tutup sejak 2 tahun yang lalu. Karena dia mengunggah sebuah berita yang tidak benar dan membuat gaduh sedunia maya dan jagad permedsosan.

 

Salam sehat Indonesia

Nugraha, pegiat literasi dan pecinta kuliner Indonesia khususnya mie instan berbagai rasa.

 

#WarasBernegara

#SayaSPARTAN

 

Sumber:

https://www.minews.id/news/bukan-lagi-sekadar-milik-indonesia-bahkan-ada-negara-yang-jadikan-indomie-makanan-kedua

https://food.detik.com/berita-boga/d-3559835/hebat-rendang-indonesia-kembali-jadi-makanan-terlezat-nomor-1-di-dunia

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/10/20563781/viral-nasi-padang-babi-restoran-ternyata-sudah-gulung-tikar

https://www.123rf.com/photo_112131842_malaysian-chinese-nyonya-food-spicy-pork-rendang-babi-dry-curry.html

https://food.detik.com/info-kuliner/d-6120573/ini-pendapat-chef-minang-soal-rendang-babi-yang-tuai-pro-kontra

https://wartakota.tribunnews.com/2022/06/10/viral-resto-babi-ambo-di-kelapa-gading-jakut-pemilik-sebut-usahanya-sudah-tutup

https://www.idntimes.com/news/indonesia/uji-sukma-medianti-1/6-fakta-nasi-padang-babi-yang-viral-ternyata-sudah-tutup/6

 

 

banner 325x300