banner 728x250
Ekbis  

GoTo dan RuangGuru melakukan PHK, Benarkah Karena Resesi

Beberapa usaha rintisan termasuk GoTo dan RuangGuru melakukan PHK, benarkah ini karena resesi sudah melanda Indonesia?

banner 120x600
banner 468x60

Beberapa waktu belakangan ini terdengar kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) dari beberapa usaha rintisan (Startup) di<span;> Indonesia.

Yang pertama adalah Gojek-Tokopedia (GoTo) sebanyak 12% karyawannya, yaitu sejumlah 1300 orang, kemudian RuangGuru, sebuah perusahaan rintisan dibidang pendidikan online juga melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya.

banner 325x300

PHK oleh dua usaha rintisan ini membuat ada 14 usaha rintisan di Indonesia yang sudah melakukan PHK sejak pandemi menerjang.

Dua belas yang lain adalah Shopee, Lummo, iprice, Tanihub, Pahamify, Linkaja, Sicepat, Mobile premiere league, Mamikos, JD.id, Zenius dan Line serta Tokokripto.

Di tingkat dunia, ada sekitar 20 usaha rintisan yang juga melakukan PHK terhadap karyawannya, dimana 11 diantaranya berasal dari AS, termasuk juga Agoda, usaha rintisan asal Singapura.

Apakah ini berarti resesi sudah melanda, sebagaimana Pemerintah Inggris yang sudah mengumumkan bahwa negaranya masuk dalam resesi?

Ada pendapat menarik dari pakar bisnis yang juga guru besar Ekonomi bisnis Universitas Indonesia Rhenald Khasali.

Beliau menyesalkan pendapat bahwa yang terjadi ini khususnya di Indonesia adalah resesi.

Menurut beliau ada 2 resesi yaitu Economic Recession sebagaimana yang terjadi di Inggris, dan Trust Recession sebagaimana dipaksakan untuk masuk dalam otak masyarakat Indonesia, padahal resesinya belum terjadi.

Hal ini malah bisa menjadi berbahaya andai para pemimpin perusahaan menyikapi secara salah dengan melakukan penghematan yang tidak perlu.

Saya jadi teringat akan kasus dot.com di AS beberapa tahun lalu saat pertama kali internet ditemukan.

Begitu internet ditemukan, terjadilah euphoria masyarakat membuka usaha dot.com. institusi keuangan juga membuka ruang memberikan pendanaan.
Apa yang terjadi setelah itu ….Bubble .
Kasus ini kemudian dikenal dengan dot.com bubble yang cukup mengganggu ekonomi AS.

Berkaitan dengan usaha rintisan, kasusnya juga hampir serupa.

Setelah krisis finansial 2008, The Fed dan beberapa bank sentral utama dunia lainnya melakukan pelonggaran
kuantitatif (Quantitative Easing).

Kebijakan pelonggaran kuantitatif ini disebut juga kebijakan cetak uang yang berakibat likuiditas melimpah.

Saat itu penggalangan dana (raise fund) cukup mudah, dan banyak yang kemudian berinvestasi pada usaha rintisan termasuk juga sebagai bahan bakar untuk “bakar uang” demi meningkatnya usaha rintisan tersebut.

Ketika para Bank Sentral tersebut memperketat likuiditas bahkan  menaikkan suku bunga, maka penggalangan dana menjadi jauh lebih sulit sementara usaha rintisan yang sudah diguyur dana juga berkembang dengan tidak seimbang karena antisipasi dari management yang kurang tepat.

Sebagai contoh adalah RuangGuru.
Sebagaimana diakui oleh Belva, sang CEO, saat pandemi  bisnis RuangGuru melonjak dan mereka melakukan perekrutan karyawan yang cukup besar.

Saat kemudian kondisi berangsur membaik dari pandemi serta adanya kebijakan kampus merdeka oleh Diknas, beban RuangGuru menjadi begiru berat karena ongkos operasinya sudah begitu besar sehingga untuk menyehatkan terpaksa dilakukan PHK.

Belum lagi pengaruh disrupsi Teknologi yang membuat biaya otomatisasi/robotisasi menjadi makin murah dibandingkan dengan upah pekerja yang setiap tahun naik sekitar 8,5%. Kondisi ini akan membuat pengusaha memilih opsi otomatisasi yang tentunya tidak akan terganggu dengan demo pekerja yang sering terjadi terutama di Jawa Barat.
Disrupsi teknologi ini berpotensi mengurangi 40% pekerja.

Mengenai pekerja di Jawa Barat yang kehilangan pekerjaannya, menurut saya ini lebih karena pemdanya tidak mampu menghadapi serikat buruh sehingga membuat banyak pengusaha memindahkan lokasi pabriknya ke Jawa Tengah yang lebih kondusif dan etos kerja pegawainyapun lebih baik, serta pemdanya juga lebih bisa mengatasi persoalan yang muncul.

Jadi, apakah PHK yang terjadi di Indonesia karena resesi? Jelas tidak !!

Lalu upaya apa yang harus dilakukan untuk mengatasi angkatan kerja yang terus mengalir?

Menurut saya, Pemerintah harus melakukan gerakan koperasi secara benar. Sayangnya, yang memimpin Departemen ini seperti tertidur atau mungkin tidak mengerti yang harus dilakukan.

Gaya pertumbuhan seperti usaha rintisan dengan pola Unicorn, Decacorn , Hectocorn, menurut saya bukanlah pola yang terbaik, dan menurut saya itu adalah fake growth alias pertumbuhan semu.

Bagaimana menurut teman-teman?

Salam Spartan, Roedy.

#Warasbernegara.
#SayaSpartan.

Sumber :

https://www.trenasia.com/ruangguru-tambah-deretan-startup-yang-lakukan-phk-massal-bukti-ancaman-resesi-kian-nyata

https://fajar.co.id/2022/11/21/rhenald-kasali-pertanyakan-alasan-goto-dan-ruang-guru-phk-ribuan-karyawan/

banner 325x300