banner 728x250

Kasus Brigadir J Dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Polri

Pemakaman Brigadir J
banner 120x600
banner 468x60

Kasus penembakan Brigadir J ini memang begitu fenomenal. Sangat menarik perhatian publik. Bahkan Presiden Jokowipun menaruh perhatian khusus pada kasus ini. Pesan Jokowi hanya satu. ‘Terbuka’.

Terbuka artinya tidak ada yang ditutup-tutupi. Artinya, semua orang bisa melihat dengan jelas dan detail. Tidak ada yang disembunyikan sama sekali.

banner 325x300

Kasus ini memang meninggalkan banyak kejanggalan. Kontras menyebut adanya 7 kejanggalan dalam kasus tersebut.

  1. Disparitas waktu yang lama. Kejadiannya pada hari Jumat tetapi baru disampaikan ke publik pada hari Senin.
  2. Kronologi kejadian yang disampaikan oleh pihak kepolisian berubah-ubah.
  3. Ada luka sayatan di bagian muka.
  4. Keluarga sempat dilarang melihat kondisi jenazah.
  5. CCTV di sekitar lokasi kejadian dalam keadaan mati.
  6. Ketua RT tidak diberitahu dan tidak mengetahui kejadian yang terjadi di wilayahnya itu.
  7. Keberadaan Kadiv Propam pada saat peristiwa terjadi juga tidak diketahui secara pasti.

Yang mendapat perhatian dari Kontras adalah adanya perbedaan yang disampaikan pihak Kepolisian dengan pihak keluarga. Pihak keluarga mengatakan, ada empat luka tembak pada tubuh Brigadir J, yakni dua luka di dada, satu luka tembak di tangan, dan satu luka tembak lainnya di bagian leher. Pihak keluarga juga menyebut terdapat luka sayatan senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki. “Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan,” ucap Wakil Koordinator Kontras Rivanlee Anandar dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022)

Bahkan Menkopolhukam, Mahfud MD pun menyatakan adanya kejanggalan dalam kasus yang menimpa Brigadir J ini.

Memang, Kepolisian harus mengusut dan menjelaskan kasus ini secara gamblang. Pembentukan tim independen sangatlah baik dan patut diapresiasi. Tetapi yang lebih bagus lagi adalah hasil kerja tim ini betul-betul membuat kasus ini menjadi jelas.

Ada banyak kabar yang beredar di luaran. Termasuk ‘jagonya’ Bharada E yang menembak Brigadir J ini. Dikatakan bahwa Bharada E mampu menghindari peluru yang ditembakkan dari jarak 5 meter sehingga tidak mengherankan bila dia tidak mendapat luka sama sekali akibat dari baku tembaknya dengan Brigadir J.

Tetapi hal ini perlu pembuktian di lapangan. Kalau memang betul, harus dibuktikan dalam rekonstruksi. Kalau perlu dengan menggunakan peluru karet atau malah peluru tajam oleh orang yang memerankan Brigadir J.

Intinya, Polisi harus dapat menjelaskan secara terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Termasuk jika ada keterlibatan Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo. Karena ada spekulasi yang muncul bahwa kasus ini ‘melibatkan’ Irjen Ferdy Sambo untuk menjegal kesempatan dia untuk menjadi Kapolri.

Mungkin ada benarnya. Tapi juga ada ketidakbenarannya. Pengangkatan Kapolri adalah hak prerogatif Presiden. Tidak ada yang bisa mencampurinya. Pihak Kepolisian hanya mengajukan nama dan pilihan ditentukan oleh Presiden. Bisa saja Presiden memilih nama yang tidak diajukan oleh pihak Kepolisian. Lagipula, apakah memang Kepolisian tidak memiliki stok Jenderal yang mumpuni untuk menjadi Kapolri?

Karena itu, keterbukaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Bila terlibat, siapapun itu harus dihukum. Tetapi bila tidak terlibat, dia bisa dikembalikan lagi ke kedudukan semula.

Lalu yang terakhir, Brigadir J (Nofriansyah Yosua Hutabarat) sudah dimakamkan kembali dengan upacara kedinasan. Yang berarti bahwa yang bersangkutan tidak meninggal karena melakukan perbuatan tercela.

Kita menunggu laporan dari tim independen yang dibentuk oleh Kapolri untuk menyelidiki kasus ini. Apapun hasilnya, selama tidak ada kejanggalan atau hal yang masih ditutup-tutupi, akan selalu dan harus kita terima dengan lapang dada. Meskipun mungkin itu tidak sesuai dengan harapan kita.

Tetapi bila masih ada yang tidak jelas atau ditutup-tutupi, kepercayaan masyarakat pada kepolisian akan semakin luntur. Bahkan mungkin bisa jatuh ke titik nadir. Maukah kita seperti itu?

 

Salam sehat Indonesia

Nugraha, pegiat literasi media

 

#WarasBernegara

#SayaSPARTAN

 

Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=9FlxTTnJ_FU

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/14/14245711/kontras-sebut-ada-7-kejanggalan-kasus-tewasnya-brigadir-j-di-rumah-kadiv?page=all

https://news.detik.com/berita/d-6180024/sederet-kejanggalan-kasus-brigadir-j-diungkap-mahfud-md

https://www.tribunnews.com/nasional/2022/07/29/jenazah-brigadir-j-dimakamkan-secara-kedinasan-apakah-brigadir-j-masuk-kategori-gugur-dalam-tugas#:~:text=TRIBUNNEWS.COM%2C%20JAKARTA%20%2D%20Brigadir,melakukan%20upacara%20pemakaman%20secara%20kedinasan.

melihat-peristiwa-terbunuhnya-brigadir-j-dari-sisi-yang-berbeda

banner 325x300