Disaat Indonesia memegang Presidensi G20 sekarang ini, Kominfo berhasil menaikkan isu digitalisasi ekonomi dari Digital Economy Task Force menjadi Digital Economy Working Group.
Peningkatan status ini tentunya tidak lepas dari kinerja Johnny Plate dan tim Kominfo, yang melihat potensi ekonomi digital yang begitu besar sehingga perlu dibicarakan dalam forum yang lebih tinggi dari sekedar task force.
Ekonomi digital pastinya akan menyentuh banyak sektor dan lapisan masyarakat.
Kominfo juga menyadari hal tersebut, oleh karenanya Kominfo menggandeng banyak pihak untuk bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas sehingga masyarakat awam pun dapat terinformasi dengan baik perihal ekonomi digital.
*Kami harap isu yang diangkat di DEWG tidak hanya beredar di sekitar pengambil keputusan, tapi juga masyarakat luas,” kata Ketua Tim Pelaksana DEWG sekaligus Direktur Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, I Nyoman Adhiarna, dalam webinar “Berdaya Lewat Konten”, Selasa (12/7/2022).
Di dalam negeri, Kominfo memiliki National Knowledger Partner yang terdiri dari tiga perguruan tinggi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran dan lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Sementara itu, National Strategic Stakeholder terdiri dari, antara lain, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia.
Kominfo menyadari bahwa untuk bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat awam, persoalan digital yang cukup rumit harus dibuat sederhana dengan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat awam.
Oleh karenanya Kementerian Kominfo memanfaatkan media sosial atau menggandeng kreator konten agar isu di G20 bisa sampai ke masyarakat.
Sosialissi kepada masyarakat awam memang bukan perkara mudah, sementara itu Kominfo juga berkepentingan agar seluruh lapisan masyarakat mengerti dan bisa mengambil kesempatan yang ada pada pertumbuhan ekonomi digital.
Jangan sampai ekonomi digital hanya menjadi sekedar pembicaraan kaum elit saja.
Tampaknya untuk mencapai tujuan tersebut, Kominfo harus memanfaatkan semua channel yang ada, termasuk misalnya para mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN), yang biasanya masuk ke desa.
Akan sangat baik kalau para mahasiswa tersebut juga dibekali sehingga bisa meningkatkan literasi digital masyarakat desa dimana mereka melakukan KKN, termasuk juga memberikan edukasi mengenai peluang yang ada pada ekonomi digital.
Hal ini juga akan menghindarkan masyarakat desa dari dekapan para tengkulak yang banyak beroperasi disana.
Pada tingkat mancanegara, Kominfo menggandeng Global Knowledge Partner antara lain ITU, UNESCAP, UNCTAD dan OECD.
Berbicara mengenai ekonomi digital memang merupakan hal yang sangat penting.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di Indonesia sendiri pertumbuhan ekonomi digital begitu fantastis.
Pada tahun 2021 pasar ekonomi digital Indonesia sudah sebesar US$ 70 milyar (billion) dan diperkirakan akan meningkat terus melebihi deret tambah, apalagi ketika kasus covid ternyata belum selesai, bahkan muncul lagi dengan jumlah kasus yang harus kita waspadai.
Dengan kondisi yang seperti Ini, tentunya ekonomi digital akan berperan besar dalam kehidupan masyarakat.
Semoga hal ini juga bisa menjadi perhatian bagi kementrian lainnya agar bisa menaikkan kontribusi barang produksi lokal yang sampai saat ini masih di kisarsn 5% dari total pasar ekonomi digital nasional.
Indonesia bulan ini akan menggelar sidang DEWG ketiga di Labuan Bajo pada 20-21 Agustus.
Semoga hasil dari sidang DEWG nanti bisa menjadi momentum meningkatnya kontribusi produk lokal Indonesia pada pasar ekonomi digital nasional.
Bagaimana menurut teman-teman?
Salam Spartan, Roedy.
#Warasbernegara.
#Saya Spartan.
Sumber :