Anak jaman sekarang sudah tidak lagi gagap dengan yang namanya HP. Bahkan mereka juga sangat familiar dengan dunia internet. Bahkan anak-anakpun sudah mulai mengenal yang namanya internet. Jari-jari mereka begitu lincah menggeser ke sana ke mari, memencet tombol ini tombol itu. Kadang kecepatan tangan mereka sulit kita lihat. Bagaikan pendekar jari tanpa bayangan..hahaha.
Sayangnya, mungkin tidak semuanya ya, anak-anak itu menggeser layar ke sana ke mari tanpa tahu apa yang mereka inginkan. Mereka mengunduh permainan-permainan yang menurut mereka menarik, tetapi tidak cocok dengan usia mereka. Atau mereka menonton video di suatu website yang kadang-kadang juga tidak cocok dengan usia mereka. Dan libur sekolah kemarin, mereka bebas berselancar di dunia maya.
Hasilnya adalah, anak-anak tersebut, menurut saya, ya, tidak dapat memanfaatkan internet dengan baik. Karena memang mereka masih harus mendapatkan bimbingan dari orang tua. Peran orang tua sangat penting dalam pendampingan mereka.
Tetapi, saya juga melihat, peran Kominfo seharusnya terlihat. Kominfo sebaiknya tidak hanya menghimbau agar orang tua mendampingi anak-anak mereka. Himbauan ini baik, tetapi masih belum cukup. Masih ada peran yang bisa diambil oleh Kominfo agar anak tetap memegang HP tetapi mereka mengerjakan hal yang positif.
Memang ada lomba untuk membuat konten kreatif di media sosial. Suatu hal yang baik. Sayangnya, kegiatan ini hanya menyasar anak-anak yang menyenangi pembuatan konten creator. Tetapi tidak dapat memfasilitasi anak-anak yang lain.
Kegiatan Positif
Di sini, saya memiliki sedikit usul. Akan saya sampaikan satu persatu. Intinya adalah, Kominfo mengadakan lomba. Lomba apa saja? Silahkan membaca lebih lanjut.
- Lomba E-sport.
Yang pertama adalah mengadakan lomba E-sport. Mungkin sudah banyak lomba semacam ini. Tetapi biasanya lomba ini untuk gamers professional. Khusus ini untuk lomba ini, adakan lomba E-sport untuk anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Bila perlu, adakan semacam lomba atau olimpiade E-sport seluruh Indonesia yang pesertanya adalah anak-anak SMP dan SMA. Lomba dibuat berjenjang, per provinsi. Setelah itu, wakil-wakil dari propinsi akan bertemu di tingkat nasional.
Nantinya, dari hal ini, kita akan mendapatkan bibit-bibit atlet E-sport yang melimpah. Selain itu, anak-anak juga dapat menyalurkan hobi mereka.
- Lomba menggambar dan mewarnai
Kalau untuk anak-anak tingkat SMP dan SMA kita memiliki lomba E-sport, bagaimana dengan anak-anak di bawahnya? Adakan lomba menggambar atau mewarnai menggunakan aplikasi yang sudah ada. Atau Kominfo menggaet satu jasa pembuat aplikasi untuk membuatkan aplikasi menggambar dan mewarnai yang khas Indonesia, ciptaan anak-anak negeri.
Lomba ini juga bisa untuk anak-anak SMP dan SMA. Tentu saja dengan kriteria yang berbeda untuk masing-masing jenjang.
- Lomba membuat desain
Usul yang terakhir, paling tidak untuk saat ini, adalah mengadakan lomba membuat desain tiga dimensi untuk anak-anak SMA dan sederajat. Bisa membuat desain alat transportasi masa depan, atau persenjataan masa depan. Yakinlah, ide kreatif anak-anak akan muncul.
Dari pemenang lomba nanti kita akan mendapatkan desain alat masa depan yang dapat kita buat untuk melengkapi industry masa depan kita.
Strategi
Semua ide saya di atas itu sangat indah, tetapi mungkin agak sulit dalam pelaksanaannya. Tetapi jangan khawatir, saya memiliki usulan jalan keluarnya.
1. Promosi
Untuk mengadakan lomba-lomba tersebut, Kominfo dapat bekerja sama dengan departemen yang terkait. Atau yang lebih mudah, Kominfo dapat mengajak organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia untuk kerja sama mengadakan lomba. Tentu saja ormas yang diajak kerja sama haruslah ormas yang bebas dari afiliasi politik, suku, dan golongan. Di sini, saya mengusulkan SPARTAN NUSANTARA.
Bukan karena saya menjadi bagian dari Spartan Nusantara lalu saya mengajukan usul ini. Bukan. Tetapi karena memang ormas Spartan Nusantara ini bebas dari afiliasi semacam yang saya sampaikan di atas.
Saya tidak merekomendasikan PROJO, atau Ganjarist, atau Gantari. Atau ormas-ormas lain yang terafiliasi dengan figur politik. Keterafiliasian ini bisa menghambat promosi yang dilakukan.
Promosi dengan menggandeng ormas ini juga membuat sekolah-sekolah yang dilibatkan merasa bebas dan tenang karena ada sisi kenetralan yang dijaga. Berbeda bila yang diajak kerjasama oleh Kominfo adalah salah satu institusi. Disadari atau tidak, akan ada ketidaknetralan dalam kegiatan kompetisi.
2. Pembiayaan
Untuk pembiayaan kegiatan, kita dapat melibatkan pihak sponsor. Dengan adanya nama Kominfo di dalam kegiatan itu, saya yakin akan ada sponsor yang mau dan berani menanggung biaya kegiatan lomba. Seandainya tidak ada? Pakai uang dari Kominfo saja, yang 20 triliun itu..hehehe.
Masa Depan Kompetisi
Kompetisi yang saya usulkan itu, misalnya diberi nama Olimpiade Digital, dapat memberikan kontribusi untuk agen-agen digital di masa depan. Caranya? Silahkan lanjut.
- Pemenang atau peserta diberi hadiah
Tentu saja selalu ada hadiah untuk setiap kegiatan lomba. Dan bila memungkinkan, uang hadianya bernilai tinggi agar memberikan semangat bagi para peserta.
Atau ada tambahan lain, misalnya HP i-Phone terbaru untuk para pemenang. Bisa juga dalam bentuk lain. Yang jelas, hadiah baik berupa uang ataupun barang mendukung kegiatan mereka dalam melanjutkan kiprah berdigital mereka.
- Pemenang atau peserta dijamin masa depannya
Sudah jamak kalau peserta atau pemenang diberi hadiah uang. Tetapi seringkali setelah lomba, semuanya selesai. Para pemenang atau peserta lomba tidak diperhatikan lagi. Seakan lomba hanya menjadi kegiatan di bulan-bulan atau waktu-waktu tertentu, tapi tidak ada kelanjutannya.
Untuk para peserta atau pemenang yang potensial, pegang mereka. sekolahkan mereka di sekolah-sekolah yang ada materi program digitalnya. Bila perlu, Kominfo bekerja sama dengan Kemendikbuddikti membuat SMK digital. Tampung mereka yang memiliki bakat di bidang itu. Dan satu lagi, sekolah tidak memungut biaya ke mereka.
Kalau kesulitan, ajak pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk membangun sekolah-sekolah (SMK) digital. Kalau daerah membandel? Buat Peraturan Menteri atau sejenisnya, sehingga daerah-daerah mau terlibat untuk mendidik talenta digital itu.
Kalau untuk tingkat perguruan tinggi, Kominfo sudah memiliki STMM MMTC di Yogyakarta. Maaf, saya tidak berpromosi, bukan pula karena saya juga terlibat di dalamnya dengan membantu mengajar di sana. Bukan. Tetapi itu hanya sekedar contoh, ya. Tapi kalau dianggap promosi juga tidak apa-apa…hehehe.
Nah, peran Kominfo adalah memperbanyak perguruan tinggi semacam MMTC tersebut di seluruh Indonesia. Nantinya, sekolah itu menjadi semacam pusat penggodokan mereka agar di masa depan, mereka menjadi agen-agen digital yang mumpuni yang mampu berbuat banyak dan mengubah wajah Indonesia.
Demikian sedikit laporan ide saya. Laporan selesai. Bubar jalan….
Kita tunggu tindak lanjut dari Kominfo tentang usulan saya ini.
Salam sehat Indonesia
Nugraha, pegiat literasi digital
#WarasBernegara
#SayaSPARTAN
Sumber foto:
https://sport.tempo.co/read/1232791/bentuk-tim-kemenpora-kaji-e-sport-olahraga-atau-bukan