Desau angin yang berdesir mengaliri pepohonan bambu
di ramai jalanan siang itu adalah kudapan favoritku
waktu kangen kamu.
Menyusuri riuh rendahnya cerah langit yang biru muda
adalah juga kesukaanku waktu rindu.
Bahkan aku ingat masuk mencarimu saat malam,
waktu gelap mengerjap, hanya ditemani siluet lampu temaram.
Kamu dan kenangan-kenangan yang menggenang itu
membuat hatiku tenang, teduh, dan bahagia
oleh alasan-alasan yang tak kuketahui musababnya.
Angan-anganku selalu saja kembali ke situ, ke masa-masa aku
merasa damai memikirkan kamu.
Tentu saja, ingatanku tentang itu ditambah juga oleh
bunga-bunga yang mekar di sudut matamu.
Pada suatu ketika yang rahasia yang entah kapan datangnya,
aku akan menemuimu lagi:
tanpa suara, tanpa kata-kata.
Untuk mereguk lagi kenangan-kenangan
dalam desau angin dan genangan hujan.
____
Louis, pendukung tagar #warasbernegara, #SayaSPARTAN, pegiat literasi