Presiden Seperti Apa Yang Dibutuhkan Indonesia?
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya terdahulu yang berjudul PilPres 2024, Bagaimana Rakyat Harus memilih.
Bagi yang belum sempat membaca tulisan tersebut, silahkan membuka link https://www.spartannusantara.id/2022/05/06/pilpres-2024-bagaimana-rakyat-harus-memilih/
Setelah melihat tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia kedepan maka mari kita bahas Presiden yang seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, bukan oleh kelompok ataupun partai politik tertentu.
Yang pertama tentunya kita membutuhkan Presiden yang secara rekam jejak setia kepada dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
Empat pilar yang selama ini diperjuangkan yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI harus menjadi pegangan bagi calon Presiden nanti.
Dalam bidang ekonomi, kemandirian yang terus diperjuangkan oleh Presiden Joko Widodo harus terus dilakukan.
Industri downstream (turunan) dari bahan baku yang kita punya harus terus digalakkan sehingga negara memperoleh nilai tambah dari industrialisasi yang terjadi dan pastinya akan menghemat bahkan mendapatkan tambahan devisa dari eksport barang industri yang bahan bakunya dari Indonesia sendiri.
Suksesor Pak Jokowi haruslah figur yang bisa memimpin artinya secara rekam jejak memang berhasil menjadi pemimpin dan berhasil memperbaiki daerah atau institusi yang dipimpinnya.
Pandai mengatur penggunaan anggaran serta mampu melihat peluang untuk meningkatkan anggaran.
Jangan sampai orang yang terbukti tidak karuan dalam mengatur anggaran dan cenderung menghambur-hamburkan malah dipilih sebagai pemimpin nasional.
Sampai saat ini yang dirasakan oleh sebagian masyarakat termasuk saya adalah tidak bergiginya hukum, terutama menghadapi masalah intoleransi.
Penegakan hukum sendiri memang sangat perlu terobosan agar tidak terkesan tajam kebawah dan tumpul keatas.
Saya menyadari memang tidak mudah melakukan reformasi guna penegakan hukum yang seharusnya.
Ada banyak elemen yang perlu direformasi karena sebagaimana kita tahu aturan hukumnya merupakan produk pemerintah bersama dengan DPR. Sementara pemilihan anggota DPR adalah dilakukan oleh rakyat yang banyak tidak peduli bahkan tidak mengenal siapa yang dipilihnya.
Belum lagi ikut campurnya parpol dalam pemilihan pejabat dibidang hukum.
Intoleransi yang sudah merasuk kemana-mana harus dicegah dan dibasmi dengan strategi yang benar.
Kalau untuk narkoba saja pemerintah punya badan khusus yaitu BNN, mengapa untuk masalah Intoleransi yang lebih mengerikan dibanding narkoba, pemerintah tidak mempunyai alat yang sigap untuk menumpas?
Calon pemimpin yang secara rekam jejak pernah bermesraaan dengan kaum intoleran, harus tidak dipilih.
Calon pemimpin yang secara rekam jejak punya catatan dan aksi nyata memberantas intoleransi, haruslah didukung.
Indonesia sebagai bagian integral dari dunia tentunya perlu bergaul secara baik dan meningkatkan posisinya di mata dunia.
Presiden Jokowi terbukti telah berhasil meningkatkan citra Indonesia dimata dunia sehingga saat ini Indonesia dipercaya untuk memegang Presidensi G20.
Meningkatnya citra Indonesia dimata dunia tidak lepas dari keberhasilan Presiden Jokowi untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain.
Eksport bahan mentah yang selama ini dilakukan terus dikurangi, diganti dengan menggenjot pembungunan industri turunan (downstream) di Indonesia.
Hal ini sangat perlu dilakukan karena akan ada alih teknologi, peluang kerja serta menambah devisa negara.
Keberpihakan Presiden Jokowi kepada kepentingan bangsa Indonesia harus menjadi syarat mutlak bagi pengganti Pak Jokowi.
Semoga apa yang sudah saya tuliskan bisa menjadi sedikit pencerahan kita semua untuk mendapatkan pemimpin yang bisa meneruskan apa yang sudah diletakkan oleh Pak Jokowi dalam membangun Indonesia.
Bagaimana menurut teman-teman?
Salam Spartan, Roedy.
#Warasbernegara
#SayaSpartan