banner 728x250

Takedown 52 Konten Ngemis Online, Kominfo: Tak Elok Eksploitasi Kesusahan Orang  

banner 120x600
banner 468x60

Takedown 52 Konten Ngemis Online, Kominfo: Tak Elok Eksploitasi Kesusahan Orang

Saat ini banyak sekali beragam konten bermunculan di media sosial. Sayangnya pengunggah konten seakan tak peduli akan pesan yang dimunculkan, sehingga tak jarang melabrak norma yang ada. Salah satu contohnya adalah konten mengenai kesusahan orang lain dengan mengeksploitasi lansia, anak-anak dan juga penyandang disabilitas. Padahal mereka adalah golongan yang perlu dibantu secara langsung dan disemangati. Dengan mengumbar kesusahan mereka, jelas bisa membuat tak berkenan yang bersangkutan.

banner 325x300

Bisa jadi tujuan pembuat konten agar kita bersyukur dengan kehidupan yang ada. Tapi, tak perlu juga mengontenkan kesusahan orang lain. Cukup tunjukkan data atau foto yang ada dan biarkan yang di luar sana memberi bantuan secara sukarela. Niatan membantu tak perlu dengan mengumbar kesuhahan secara gamblang. Bisa jadi orang-orang yang dijadikan konten tak menerima dan sakit hati, namun tak bisa menolak keinginan pengunggah konten. Untuk itu pemerintah dalam hal ini kementrian kominfo hadir untuk menertibkan kegiatan nakal tersebut.

Sebelumnya diberitakan okezone.com, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa ada 52 konten ngemis online yang diblokir sejak mereka melakukan pelarangan. Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

Dalam acara Peringatan Hari Privasi Data Sedunia bersama GoTo yang digelar pada Senin (6/2/2023), pria yang akrab disapa Semy itu mengatakan bahwa 52 konten yang diblokir berasal dari TikTok. Adapun konten ngemis online yang diblokir bukan hanya konten mandi lumpur saja.

“Semua yang kaitannya mengeksploitasi orang lansia, anak-anak, dan difabel,” jelasnya singkat.

Semy pun mengimbau kepada para kreator Indonesia untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas mereka tanpa harus mengekspolitasi seseorang.

Menurutnya, tayangan yang menampilkan kesusahan seseorang itu tidaklah pantas jadi bahan tontonan apalagi dijadikan sumber pemasukan.

“Kuncinya adalah silakan kembangkan kreatifitas tapi jangan mengksploitasi kesusahan orang itu tak elok,” pungkasnya.

Perlu diketahui, sejak beberapa hari lalu Kominfo telah melarang konten ngemis online beredar di platform media sosial. Kebijakan blokir konten ngemis mandi pada surat edaran dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut, setiap konten yang mengandung tayangan unfaedah khususnya konten mandi lumpur akan diblokir. Ini berlaku bukan hanya untuk TikTok saja, tapi juga termasuk Facebook dan Instagram.

Semoga saja dengan adanya peringatan dan aturan keras dari pemerintah tersebut bisa membuat konten yang beredar ke depannya berubah semakin positif. Masih banyak ragam konten yang bisa disajikan, terutama yang bersifat edukasi. Tak perlu memikirkan sisi akademik atau sainstifik berlebihan, cukup sifatnya memberi pengetahuan umum saja. Seperti cara pemakaian produk, cara menemukan tempat yang cocok untuk belajar, berolahraga atau hiburan ringan. Termasuk konten kuliner yang tak ada habisnya dengan banyaknya restauran atau cafe baru yang bermunculan.

Intinya konten-konten yang bersifat menghibur dan berfungsi untuk mengedukasi harus terus ditingkatkan ketimbang konten galau, sedih atau susah. Hal ini juga sejalan dengan pola pikir manusia yang cenderung menyerap apa yang masuk ke otak. Jika tiap hari dicekoki konten kesusahan, kita cenderung pesimis dalam hidup. Sebaliknya konten yang bersifat positif bisa memotivasi hidup menjadi lebih baik lagi. Untuk itu penting bagi pengunggah konten untuk bisa memilah konten mana yang bisa disajikan.

Mereka tak boleh hanya mementingkan pendapatan dari viewers dengan mengesampingkan efek konten yang dihasilkam ke masyarakat. Dengan adanya aturan tegas dari pemerintah, harusnya pengunggah konten yang sudah terlanjur mengeksploitasi kesusahan orang lain bisa berbenah diri dan mengubah tipe konten yang nanti dihasilkan.

Waras Bernegara!

Salam Spartan!

Referensi:

https://techno.okezone.com/read/2023/02/06/54/2760027/kominfo-takedown-52-konten-ngemis-online?utm_medium=advertnative

banner 325x300