banner 728x250

Telak! Framing Busuk Pihak Julianto Eka Putra Terbantahkan Oleh Fakta Lama!

banner 120x600
banner 468x60

Sebenarnya kasus Julianto Eka Putra atau yang akrab disebut JE ini sama halnya dengan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh ustadz Herry di Bandung. Bedanya kasus Herry cepat diproses karena para korban diketahui hamil hingga memiliki anak. Sedang kasus yang menimpa JE alias Kojul justru terasa abu-abu lantaran banyak korbannya memilih bungkam dan sejauh ini memang tidak ditemukan yang sampai hamil. Meski begitu kasus tersebut masih bisa dibuktikan lewat bukti visum, keterangan saksi dan lain sebagainya. Ini cuma perkara waktu dan ketegasan dari aparat.

Kalau soal sekolah SPI yang kini terancam ditutup lantaran bosnya ditahan, ini memang akibat ulah JE sendiri. Bagaimana ia mau meminta donasi kalau institusi yang didirikan dicemari oleh dirinya sendiri. Namun, rupanya banyak pihak tak mneyadari akibat kesalahan Kojul dan kini malah berbalik arah menyerang korban. Kesaksian penjaga asrama, alumni hingga spanduk untuk menjaga keutuhan SPI bisa dikata terlamabat sudah. Lambat laun sekolah ini bakal tutup sendirinya lantaran para donatur sadar kalau mereka dikibuli oleh Julianto. Motivator yang katanya mendidik anak yatim dan kurang mampu nyatanya malah menodai masa depan mereka.

banner 325x300

Sebelumnya dalam podcast Denny Sumargo, dua mantan siswi dan kepala asrama SPI mengaku tak pernah melihat adanya pelecehan seksual di sana. Anehnya kesaksian ini dilakukan setelah sekain lama kasus ini bergulir hingga akhirnya dilakukan penahanan terhadap JE yang juga ketahuan melakukan eksploitasi ekonomi. Bisa jadi framing busuk soal tidak adanya pelecehan seksual ini muncul lantaran ketakutan kalau sekolah ini ditutup. Tentu saja mereka yang cari makan di sana merasa terancam dan bsia jadi berupaya membelokkan fakta.

Selain itu media detik juga memberitakan adanya gerakan penolakan terhadap penahanan JE yang bisa berakibat pada penutupan SPI. Diketahui bahwa siswa dan alumni SPI diketahui membuat petisi “Save SPI”. Mereka membentangkan kain putih yang sudah ditandatangani kurang lebih 200 anak. Di bagian belakang, ada layar besar disertai tagar #saveSPI, #bebaskankojul, #SPIbaik-baiksaja, dan #kitabersamakojul.

Kepala Sekolah SMA SPI Kota Batu Risna Amalia Ulfa menanggapi terkait petisi tersebut. Menurutnya, petisi itu dibuat sebagai respon atas kasus Julianto Eka Putra dan berdampak pada psikis siswa maupun aktivitas pendidikan sekolah.

“Itu mereka (mahasiswa dan alumni) inisiatif sendiri. Mereka takut dengan adanya kasus ini akan berdampak pada penutupan sekolah,” ucap Risna.

Meski penutupan SPI ini banyak disayangkan banyak pihak, tapi hal ini harus bisa diterima sebagai konsekuensi dari ulah bejat JE sendiri. Harusnya mereka menyalahkan JE yang membuat sekolahnya tercemar. Bukan menyalahkan korban yang tak bersalah. Kalau mau SPI bisa tetap berjalan dengan menyerahkam kepengurusannya pada pemerintah setempat. Juga kalau perlu semua orangnya JE dieleminasi dulu dari sana. Karena mau tak mau pasti ada rasa cemas dan trauma kalau perbuatan bejat JE bisa terulang kemudian hari.

Selain soal SPI, ada juga fakta dari video di Kick Andy soal pengakuan JE yang terlibat dalam pengelolaan SPI yang membantah pernyataan Kepala Sekolah. Ternyata kepala sekolah SPI berbohong soal JE yang katanya cuma Founder dan terlepas dari pengelolaan SPI.

Berikut rangkumannya:

1.Kepala Sekolah mengatakan Pelaku di maksud adalah salah satu pencetus berdirinya sekolah, PADAHAL KETERANGAN PELAKU DI KICK ANDY DIA LAH YG PERTAMA KALI MENCETUSKAN DAN MENGGAGAS Sekolah. Dengan Jargon : “Di Jebak Oleh Tuhan”.

2.Kepala Sekolah mengatakan Pelaku tidak terlibat sama sekali secara operasional sehari-hari di SPI. PADAHAL PELAKU MENJELASKAN DI ACARA KICK ANDY, DIA SUDAH FULL TIME DI SPI SEJAK TAHUN 2010 SETIDAKNYA SAMPAI DI UNDANG PADA ACARA KICK ANDY TAHUN 2017.

3.Saat di tanya Rudi, apakah pelaku pernah terlibat sebagai Motivator, Kepala Sekolah menjawab : Tidak Ada, Tidak Sama Sekali. Ini semakin menegaskan KEBOHONGAN KEPALA SEKOLAH. KARENA DI KICK ANDY PELAKU MENJELASKAN DIA MENINGGALKAN PERUSAHAAN DAN BISNIS UNTUK FULL TIME MENDAMPINGI ANAK-ANAK DI SPI, DAN SEPERTI DI KETAHUI BANYAK ORANG, PELAKU ADALAH SEORANG MOTIVATOR YANG HEBAT DALAM MEMBERI MOTIVASI.

Semoga dengan terkuaknya beberapa fakta ini bisa menguak lebih banyak lagi framing busuk dari pihak JE lainnya. Kita akan saksikan bagaimana kesaksian palsu penjaga asrama, mantan siswi dan mereka yang di belakang JE akan terbongkar satu persatu. Ingat bahwa doa para korban akan lebih didengar Tuhan ketimbang mereka yang justru melindungi pelaku. Semoga JE mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya yakni hukuman maksimal seumur hidup dan juga kebiri bila perlu. Untuk sekolah SPI, semoga saja ada akuisisi dari pemerintah setempat, kalau tidak dengan terpaksa kita ucapkan selamat tinggal pada mereka.

Salam Spartan!
Waras Bernegara!

Referensi:

https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-6176559/kasus-julianto-eka-putra-je-ditahan-sekolah-spi-angkat-bicara/amp

https://malang.suara.com/read/2022/07/12/170723/fakta-terbaru-kasus-pelecehan-seksual-di-sekolah-spi-kota-batu-versi-teman-korban-dan-kepala-asrama?page=2

banner 325x300